Jumat, 28 Februari 2014

Rahasia Didalam Mimpi

Star Cast:Syeikh Ali Jabeer

Mimpi adalah fenomena yang harus disikapi dengan tepat oleh setiap muslim. Mimpi bisa menjadi penggelincir keimanan kaum muslim bila tidak disikapi dengan tepat. Mimpi bisa menjadi pengingat dan pesan untuk semakin taat kepada Allah. Dalam video ini ada cara untuk menyikapi mimpi dengan baik dan tepat.

»»  Baca Selengkapnya..

Minggu, 16 Februari 2014

Tutorial Jilbab

»»  Baca Selengkapnya..

Sabtu, 15 Februari 2014

Wisata Hati by Yusuf Mansyur

»»  Baca Selengkapnya..

Meraih Kebahagiaan Hakiki

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah, Dzat yang penuh kasih sayang kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada utusan-Nya, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta keluarga, para sahabat, dan umatnya yang ta’at mengikuti sunnah-sunnahnya. Bahagia, sebuah harapan yang siapapun pasti ingin mendapatkannya. Hingga seorang penjahat yang sangat bengis pun pasti dia ingin hidup bahagia. Banyak orang menempuh jalan-jalan yang mereka anggap jalan menuju kebahagiaan. Apakah benar mereka menuju kebahagiaan atau jangan-jangan menuju kebinasaan? Lalu kebahagiaan macam apakah yang mereka cari? Lantas bagaiamanakah caranya agar kita benar-benar mendapatkan kebahagiaan yang hakiki? Jalan Kebahagiaan Jalan kebahagiaan yaitu jalan yang selalu kita minta kepada Allah Ta’ala setiap kali kita shalat, “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al Fatihah : 6-7) Lalu jalan siapakah yang Allah telah beri nikmat
kepada mereka? Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yaitu jalan orang-orang yang disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya (yang artinya), “Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, Para shiddiiqiin (orang-orang yang teguh kepercayaannya kepada Nabi), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (QS. AnNisaa’ : 69)(lihat Tafsir Ibnu Katsir) Dan mereka itulah orang-orang yang sudah jelas dijamin kebahagiaannya oleh Allah Ta’ala. Bahagia Semu dan Bahagia Hakiki Banyak orang tertipu akan kemilau dan gemerlapnya dunia. Ada yang berjuang mati-matian mengumpulkan harta, ada yang mencari gelar dan pangkat setinggi langit, dan ada juga yang menceburkan dirinya ke dalam ketenaran di mata manusia. Dan jika mereka semua ditanya, pasti mereka sedang mencari kebahagiaan dengan hal itu. Namun itu semua adalah bahagia yang semu, bahagia yang berujung sengsara jika telah hilang apa yang mereka cari. Syaikh Dr. Nashir bin Sulaiman Al ‘Umar hafizhahullah mengatakan, “Betapa banyak orang yang kaya raya kemudian tiba-tiba lenyap hartanya, dan hilang kekayaannya oleh suatu sebab, kemudian sisa hidupnya penuh dengan penderitaan dan kebinasaan” (As Sa’adatu bainal wahmi wal haqiqati, hal. 4) Kebahagiaan Hakiki Kita sudah tahu, ternyata apa yang diusahakan oleh kebanyakan manusia untuk memperoleh kebahagiaan tidak mengantarkan mereka kepada kebahagiaan yang hakiki. Memangnya dengan harta, dengan jabatan, atau dengan makanan yang lezat kita bisa bahagia? Namun apakah itu semua adalah sebenar-benar kebahagiaan? Melihat semua itu, ketahuilah bahwa bahagia ada dua macam, yaitu : 1. Kebahagiaan Inderawi, seperti berlimpahnya makanan yang lezat, minuman yang segar, pakaian, kendaraan, dan apa saja yang menjadi kebutuhan utama hidup kita dan tidak lebih dari itu. Maka kebahagiaan semacam ini bisa dirasakan baik oleh orang-orang yang beriman maupun orang kafir 2. KebahagiaanRohani, yaitu dengan bahagianya hati, lapangnya dada, pemandangan yang menyejukkan mata, dan ketenangan hidup. Dan inilah kebahagiaan yang seandainya bisa dibeli dengan uang niscaya orang-orang kaya pun akan berlomba untuk membelinya, samapai-sampai orang yang miskin sekalipun akan rela berhutang untuk mendapatkannya. Namun bukanlah demikian adanya, akan tetapi kebahagiaan ini hanya diberikan kepada hamba-hamba Allah yang Dia kehendaki.(lihat Risalah ‘Ilmiyyah Syaikh Abdul Aziz As Sadhan) Sebab-sebab Memperoleh Kebahagiaan Hakiki Allah Ta’ala memberikan resep hidup bahagia yang sebenar-benarnya (hakiki) di dalam firman-Nya (yang artinya), “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl : 97) Semua itu bisa kita dapatkan jika kita mau beramal shaleh disertai dengan penuh keimanan dan keihklasan mengharap ridha Allah dan sesuai tuntunan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amal-amal Shaleh yang Bisa Menjadi Sebab Mendapatkan Kebahagiaan 1. Kuatnya tauhid Maka seorang mu’min yang kuat di dalam mentauhidkan Allah Ta’ala tidak akan pernah menyandarkan nikmat dan bencana kecuali kepada-Nya. Maka sungguh indah apa yang dikatakan oleh Al Qadhi Syuraih, “Tidaklah aku ditimpa suatu musibah kecuali aku tetap memuji Allah Ta’ala karena empat perkara : Pertama, karena Allah memberikan kesabaran kepadaku untuk menghadapinya; Kedua, karena Allah memberikan aku kesempatan untuk ber-istirja’(yaitu mengatakan : ”Inna lillāhi wa innā ilaihi rāji’uun”); Ketiga, Allah tidak memberikan kepadaku musibah yang lebih besar darinya; Keempat, Allah tidak menjadikan musibah itu di dalam agamaku” 2. Berdoa dan merendahkan diri hanya kepada Allah Ta’ala semata Seseorang yang ketika dia berdo’a hanya ditujukan kepada Allah pastilah hatinya akan merasa tenang dan yakin. Dengan hal itulah dia akan selalu bahagia. Karena dia meminta kepada Dzat yang Maha Dekat lagi Maha Mengabulkan do’a setiap hamba-Nya.“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah) : bahwasanya Aku itu dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku” (QS. Al Baqarah : 186) 3. Menjaga shalat fardhu lima waktu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan shalat lima waktu bagaikan sungai yang mengalir deras di depan pintu kalian, yang ia pergunakan untuk mandi lima kali sehari semalam” . Al Hasan mengatakan, “Mungkinkah ada kotoran yang tersisa?” (HR. Muslim) Kaum muslimin rahimakumullah, marilah kita jaga shalat lima waktu kita. Dan wajib bagi kaum laki-laki berjamaah di masjid. Karena shalat yang ditegakkan dengan sebenar-benarnya itu akan mencegah sesorang dari perbuatan keji dan mungkar. 4. Memperbanyak amalan-amalan sunnah setelah yang wajib Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman : Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada amalan yang Aku wajibkan atasnya. Dam hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya.”(HR. Bukhari) 5. Berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang shaleh dalam majelis-majelis ilmu Tidaklah kita dapatkan dari orang-orang yang shaleh kecuali perkataan yang baik, akhlak yang baik, dan semua kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberikan hadiah minyak wangi kepadamu, atau engkau akan membeli minyak wangi darinya, atau setidak-tidaknya engkau akan mendapatkan bau semerbak wangi (dari minyak wangi yang ia jual). Adapun bersama tukang pandai besi, bisa jadi bajumu akan terbakar, atau jika tidak engkau pasti akan mendapati bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 6. Interospeksi diri Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya interospeksi diri termasuk perkara yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur”. Kemudian beliau melanjutkan, ”Hendaknya seseorang duduk mengingat Allah sesaat sebelum tidurnya, kemudian dia koreksi dirinya atas kerugian dan keuntungan yang dia dapatkan hari ini, lalu dia memperbaharui taubatnya kepada Allah Ta’ala, dia pun tidur dengan membawa diri yang sudah bertaubat. Dan dia lakukan setiap hari.” (Ar Ruh li Ibnil Qoyyim, 1/345) (lihat Risalah ‘Ilmiyyah Syaikh Abdul Aziz As Sadhan) Penutup Sebenarnya masih banyak amal-amal ibadah yang bisa mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan yang hakiki. Namun di sini hanya disampaikan beberapa saja yang paling besar manfaatnya. Tentunya kita tidak bisa melakukan semua usaha untuk memperoleh kebahagiaan hakiki kecuali dengan pertolongan Allah Ta’ala. Maka marilah kita senantiasa memohon kepada Allah Ta’ala agar diberikan taufik dan karunia-Nya sehingga kita bisa memperoleh kebahagiaan yang sebenar-benarnya. Wallahul muwaffiq. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ’ala aalihi washahbihi wa sallama ajma’in, walhamdulillahi Rabbil ‘aalamin.
Penulis : Hasim Ikhwanudin (Alumni Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta)
sumber : buletin muslim
»»  Baca Selengkapnya..

Dakwah Ustadz Firanda Andirja, MA.

»»  Baca Selengkapnya..

Menjadi Hamba yang Shaleh

Inti dari hidup itu tidak hanya sebatas hidup yang biasa-biasa saja tapi inti hidup itu adalah yang memiliki makna dan bermanfaat karena hidup yang berguna itulah hidup yang luar biasa. Hidupnya berguna bagi umat, berguna bagi keluarga, berguna bagi mesjid maupun berguna bangsa dan negaranya.
Rasulullah saw.,bersabda:
Sebaik-baik hamba shaleh adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya, sedangkan seburuk-buruk hamba adalah yang panjang umurnya tapi buruk amalnya.
Ingin menjadi hamba-hamba yang shaleh adalah keinginan semua orang akan tetapi di sini akan dijelaskan pengertian hamba-hamba shaleh tersebut. Bagaimana agar bisa menjadi hamba-hamba yang shaleh karena tidak semua orang yang beruntung hanya dari keinginan kita bisa menjadi hamba shaleh dan shalehah. Tapi di sana ada proses,cukup para Nabi dan Rasul berdoa
وادخلنا برحمتك فى عبادك الصالحين
Ya Allah dengan rahmat-Mu, jadikanlah atau masukkanlah kami ke dalam golongan oran
g-orang yang shaleh.
Jika para Nabi dan Rasul berdoa seperti itu, berarti menunjukkan pentingnya menjadi hamba-hamba yang shaleh dan shalehah. Tapi apa makna dari hamba shaleh dan shalehah tersebut? Bagaimana agar bisa menjadi hamba-hamba yang shaleh dan shalehah? Karena orang berfikir bahwa shaleh dan shalehah adalah hanya sebuah kata, padahal di sana ada sebuah proses, kewajiban, dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dan disempurnakan agar menjadi benar-benar hamba yang shaleh dan shalehah.
Dan orang yang paling mulia adalah bukan manusia yang memanggilnya, iniadalah orang shaleh, atau ini adalah seorang ibu yang shalehah akan tetapi yangharus kita dapatkan adalah Allah dan para malaikat-Nya menunjukkan kepada kita,inilah hamba yang shaleh. Kalaulah malaikat sudah menjadi saksi terhadap keimanan kita adalah berarti kita sudah menjadi hamba Allah yang dikenal oleh penduduk langit bukan hanya dikenal di bumi. Itulah targetnya para ulama dan kesedihannyakalau dia dikenal dibumi bukan membuat dia senang melainkan bersedih karena diatakut kalau hanya dikenal di bumi tapi tidak dikenal oleh siapa pun di langit
sumber : syekhalijaber.
»»  Baca Selengkapnya..

Rabu, 29 Januari 2014

Jalan Kehidupan

Mengapa kita terjatuh di jalan yang datar, sementara di jalan terjal berliku kita selamat sampai tujuan? Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah karena kita kurang waspada, terlena ketika berada di zona aman dan nyaman. Begitupun kehidupan, karenanya janganlah terlena oleh keindahan dan kenyamanan dunia.
***
Seorang laki-laki terisak memprihatinkan setiap kali ia mengingat istri dan anak-anaknya. Bukan hanya malu, tapi mereka juga harus menanggung beban hidup yang tidak ringan. Kenikmatan dan kemewahan hidup yang mereka nikmati selama ini tiada lagi, bahkan untuk makan sekadar bertahan hidup saja mereka harus berjuang sendiri. Tak banyak yang bisa ia lakukan, hanya menyesali semuanya dari balik jeruji tahanan. Karir yang ia bangun dengan segala perjuangan dan pengorbanan, runtuh oleh tangannya sendiri. Ketika orang-orang mengutuk korupsi, ia justru menikmati. Kesadaran datang hanya berselang detik dengan penyesalan.
Seorang wanita muda tergugu pilu ketika menyadari bahwa laki-laki yang ia cintai telah pergi meninggalkannya. Bukan karena pihak ketiga, tapi karena ia tak bisa menempatkan sang suami pada posisi yang semestinya. Apapun yang dilakukan, ia salahkan, ia rendahkan. Terpilih dari sekian wanita yang ingin menjadi pendamping, membuat ia terlena, mengira bahwa sang laki-laki tak akan mungkin meninggalkannya. Terlebih ada utang budi di antara mereka. Unggul di banyak hal membuat ia terlupa bahwa meski laki-laki cenderung menggunakan logika, tapi ia juga mempunyai rasa.
Seorang siswa nyaris pingsan di hadapan teman-temannya ketika mendapati kata tidak lulus atas nama dirinya. Sulit dipercaya, peringkat sepuluh besar yang tak pernah lepas dari namanya ternyata bukan jaminan untuk ia mendapatkan kelulusan. Kepercayaan diri yang berlebihan mengabaikannya untuk belajar. Ada yang terlewat darinya yaitu bahwa salah satu sifat yang melekat pada manusia adalah lupa. Meski sebenarnya ujian sekolah hanya mengulang apa yang sudah pernah diajarkan, belajar harus tetap dilakukan karena otak kita butuh penyegaran.
***
Pengalaman adalah guru yang berharga dalam kehidupan. Seseorang semestinya tidak perlu jatuh dua kali di lubang yang sama. Kita harus bisa mengambil pelajaran dari sebuah kegagalan untuk meraih keberhasilan. Namun bukan sebuah ketentuan bahwa keberhasilan harus diawali dengan kegagalan. Kita bisa belajar dari pengalaman orang lain, bahkan kita bisa mengantisipasi kegagalan sebelum melakukan. Jangan pula lupakan bahwa bagian terpenting – dan juga tersulit – dari sebuah pencapaian adalah mempertahankan.
Jangan terpesona, jangan terlena oleh keindahan dan kenyamanan dunia. Tetap pertahankan kehati-hatian dan juga kewaspadaan dalam melangkah. Hati-hati bukanlah ragu-ragu, pun waspada bukanlah berburuk sangka. Bagaimanapun harus diingat bahwa ujian bukan saja ketika kita menderita, ditimpa masalah, tapi ujian juga ketika kita berbahagia. Perlu diwaspadai ketika kita merasa bahwa hidup kita tak ada masalah, sebab boleh jadi itulah masalah yang sebenarnya.
Berhati-hatilah, bukan saja saat berada di jalan terjal berliku, tapi di jalan yang datarpun harus tetap waspada, jangan sampai tersandung, terpeleset dan terjatuh justru oleh batu, pasir dan kerikil yang kecil.

Sumber: dakwatuna
»»  Baca Selengkapnya..

Selasa, 28 Januari 2014

Noda Di Hati, Yang Membandel

Banyak orang yang sangat memperhatikan penampilan lahiriah. Ketika baju terkena sedikit noda, akan segera dicuci dan tidak rela membiarkan noda tadi membandel. Sejatinya perilaku seperti ini tidaklah mengapa. Sebab Islam memang menyukai penampilan yang indah dan mencintai kebersihan. Dalam sebuah hadits sahih disebutkan,
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
Sesungguhnya Allah Maha indah dan mencintai keindahan” (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ûd radhiyallahu’anhu).
Namun, amat disayangkan, kerap perhatian kita terhadap kebersihan luar tidak sebanding dengan perhatian kita terhadap kebersihan dalam. Alias kita lebih memperhatikan penampilan lahiriah dibanding penampilan batin. Padahal dampak buruk kotornya hati, jauh lebih berbahaya dibanding dampak kotornya baju. Sebab akan terasa hingga di akhirat.
Perlu diketahui, bahwa sebagaimana noda di atas baju jika dibiarkan akan membandel. Begitu pula halnya saat noda dalam hati tidak segera dibersihkan. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan,
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya. Itulah penutup yang difirmankan Allah, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka” (QS. Al-Muthaffifin: 4). (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi).
Bukanlah aib manakala seorang hamba terjerumus kepada perbuatan dosa, sebab tidak mungkin manusia biasa suci dari dosa. Namun aib itu bilamana setelah terjerumus kepada perbuatan dosa, seorang insan tidak segera memperbaikinya, malah justru ia semakin tenggelam dalam kubangan dosa. Nabiyullah shallallahu’alaihi wasallam menasehatkan,
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُ كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
Bertakwalah kepada Allah kapanpun dan di manapun engkau berada. Serta iringilah perbuatan buruk dengan kebajikan supaya ia bisa menghapuskannya” (HR. Tirmidzy dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinyatakan sahih oleh Al-Hakim).
Mari kita berusaha untuk terus menerus menjaga kebersihan hati kita. Tidak hanya sekedar memperhatikan kebersihan pakaian luar kita!
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا
Ya Allah karuniakan ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya”. (HR. Muslim dari Zaid bin Arqam radhiyallahu’anhu)
sumber : Muslim.or.id
»»  Baca Selengkapnya..

Pohon Angker Atau Keramat

Di berbagai daerah, ada saja pepohonan yang dianggap keramat atau angker. Berbagai kisah mistis beredar di masyarakat seputar pepohonan tersebut. Ada cerita tentang sundel bolong, atau gondoruwo, atau nomor jitu, atau ajimat dan lainnya.
Sobat, sebagai orang islam, mungkin pepohonon semacam ini menjadi dilema tersendiri. Di satu sisi anda hanya percaya bahwa hidup, mati, rejeki dan petaka hanyalah kuasa Allah. Namun di sisi lain, banyak saksi mata atau saksi hidup yang menceritakan pengalaman mereka dengan pohon angker atau keramat tersebut. Tak ayal lagi, betapa sering bulu kuduk anda berdiri, badan anda sekejap terasa dingin karena ketakutan.
Nah, untuk mengetahui fakta sejatinya tentang pepohonan angker tersebut, saya suguhkan kisah nyata tentang pepohonan semacam itu. Semoga dengan memahaminya, anda bisa bersikap moderat, dan tepat, sebagaimana bulu kuduk anda tidak lagi berdiri karenanya.
Abu Thufail mengisahkan, setelah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berhasil menundukkan kota Makkah, beliau segera mengutus sahabat Khalid bin Walid untuk pergi ke daerah Nakhlah. Di tempat tersebut terdapat berhala Uzza.
Mendapat perintah tersebut, sahabat Khalid bin Walid yang baru saja masuk Islam bergegas berangkat menuju ke daerah Nakhlah. Di sana beliau mendapatkan tiga pohon besar, yang segera ia potong dan beliau juga meruntuhkan bangunan yang ada di sebelahnya.
Seusai meronbohkan ketiga pohon itu, beliau segera kembali menjumpai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam guna melaporkan tugasnya. Namun betapa terkejutnya sahabat Khalid, karena ternyata Rasulullah bersabda kepadanya:
ارجع فإنك لم تصنع شيئا
Kembalilah, karena sejatinya engkau belum berbuat apa-apa“.
Segera sahabat Khalid kembali lagi ke daerah Nakhlah sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Ketika para juru kunci berhala Uzza menyaksikan kedatangan sahabat Khalid, mereka segera lari tunggang langgang ke arah gunung sambil berteriak: “Wahai Uzza, Wahai Uzza“. Segera sahabat Khalid mendatangi Uzza, ternyata Uzza adalah jin wanita yang menampakkan dirinya dalam kondisi telanjang, rambutnya terurai, dan kepalanya belepotan dipenuhi tanah. Seakan tidak ingin menyia nyiakan kesempatan, segera sahabat Khalid mengayuhkan pedangnya ke arah Uzza, sehingga ia tersungkur dan mati. Setelah berhasil menebas Uzza, segera sahabat Khalid pulang guna menjumpai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Sesampainya di hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau menceritakan perihal wanita tersebut. Mendapat laporan tersebut, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
تلك العزى
Itulah sejatinya yang selama ini disebut dengan Uzza” (HR. An Nasai, Al Baihaqy dan lainnya, dihasankan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i dalam Shahih Al Musnad, 533).
Sahabat Khalid yang baru saja masuk Islam, sama sekali tidak gentar menghadapi setan yang selama itu menyesatkan dan dipuja puji oleh orang orang musyrik. Semua itu berkat iman yang baru saja merasuki jiwa beliau. Begaimana dengan anda sobat?
Sumber : Muslim
»»  Baca Selengkapnya..

Sabtu, 25 Januari 2014

Telah hadir Photoshop Express for Android Kini Kompatibel dengan KitKat

Pada perangkat mobile, Photoshop Express merupakan salah satu aplikasi Adobe yang paling disukai orang. Nah, agar pengguna Android makin senang memakainya, Adobe merilis versi baru dari app tersebut.
Selain kompatibel  dengan versi Android mutakhir, KitKat, Photshop Express telah di-tweak agar bisa mengakses/proses image dari kartu SD (Secure Digital) secara lebih cepat. Adobe mengatakan, tujuan dari update ini adalah menyajikan fitur yang paling populer ke depan dan samping, termasuk hal-hal seperti Looks, Corrections, cropping, red eye reduction dan sejumlah tool berguna lainnya.
Yang juga baru di Android adalah engine baru untuk me-render foto (menurut Adobe bagus untuk menangani file berukuran besar), maupun integrasi dengan layanan foto Adobe, Revel.
Tertarik? Silakan unduh ke perangkat kamu dari Google Play. Gratis kok!
 sumber : PcPlus
»»  Baca Selengkapnya..

Jumat, 24 Januari 2014

Berpegang Teguh Kepada Al-Qur`an

Zaman sudah semakin tua, fitnah dunia semakin hari semakin merajalela. Benar dan salah semakin sulit dibedakan. Kadang yang benar menjadi salah, kadang yang salah menjadi benar. Pemahaman-pemahaman baru semakin bermunculan. Beberapa bahkan merusak sendi-sendi agama. Tak pelak, banyak umat muslim yang terbawa arus, tersesat di jalan yang salah.

Melihat fenomena ini tentu akan sangat berbahaya bagi masa depan umat muslim nanti. Sedikit saja kita salah melangkah, bisa-bisa kita malah semakin bergerak ke arah yang salah. Tentu sebagai muslim kita tidak ingin melangkah ke arah yang salah, maka dari itu sudah seharusnya kita mulai mendengarkan apa yang pernah Nabi Muhammad Saw wasiatkan kepada kita;

“Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Dan tidak akan terpisah keduanya sampai keduanya mendatangiku di haudh (Sebuah telaga di surga)". (HR. Imam Malik)

Sejalan dengan apa yang diwasiatkan oleh Rasulullah saw, maka kita memang harus kembali berpegang teguh kepada Al-qur'an dan Sunnah agar kita selamat di dunia dan akhirat. Mengapa demikian? Karena Al-qur'an dan Sunnah adalah pegangan hidup manusia yang hanya dengan keduanya maka manusia akan terbimbing dari kegelapan menuju ke cahaya yang terang benderang, yaitu menuju jalan Allah. Seperti apa yang dikatakan Allah melalui firmannya;

"(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. Ibrahim : 1).

Sebagai pedoman hidup, Al-qur'an dan Sunnah sudah sangat sempurna karena didalamnya mengandung segala aspek kehidupan yang berkenaan dengan kehidupan kita di dunia. Didalamnya juga terkandung berbagai pokok-pokok, nilai-nilai moral dan norma-norma hukum yang mengatur hubungan manusia akan dirinya, hubungan manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan penciptaNya.

Al-qur'an tiada lain adalah sumber ajaran agama Islam, karena itu untuk menjadi muslim seutuhnya kita harus benar-benar mempelajari Al-qur'an, dari mulai membaca, mengkaji, hingga mengamalkannya. Maka akan sangat mengherangkan ketika kita yang mengaku sebagai umat Islam, enggan untuk mempelajari Al-qur'an yang tiada lain adalah sumber ajaran agama Islam. Bagaimana bisa kita mengaku sebagai umat Islam tapi mempelajari Al-qur'an pun kita tidak pernah.

Itulah akar permasalahan yang terjadi di tubuh umat muslim sekarang. Ketertarikan untuk mempelajari Al-qur'an dikalangan umat Islam terutama para generasi muda sangat minim sekali. Kita semua tentu sudah tahu bahwa kedudukan Alquran adalah sebagai sumber ajaran agama Islam sekaligus sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Namun pengetahuan tersebut seringkali tidak dibarengi dengan kesadaran akan pentingnya mempelajari Al-qur'an sehingga tidak timbul keinginan didalam hati kita untuk sungguh-sungguh mempelajari Al-qur'an, sehingga akhirnya Al-qur'an menjadi terabaikan oleh kita.

Dan Rasul (Muhammad) berkata: ”Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang diabaikan”. (QS. Al-Furqan : 30)

Sejatinya, kehadiran Al-qur'an adalah merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada umat manusia. Allah menurunkan Al-qur'an agar kita umat manusia selalu terbimbing dan tidak salah arah dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini. Pun begitu dengan Nabi Muhammad Saw yang mewasiatkan agar kita selalu berpegang teguh kepada Al-qur'an. Wasiat tersebut adalah curahan kasih sayang Nabi Muhammad yang begitu mencintai umatnya sehingga Beliau tidak ingin jika umatnya kelak menjadi tersesat.
 
Marilah kita sambut kasih sayang Allah dan Rasul-Nya dengan kembali kepada Al-qur'an dan Sunnah. Di zaman yang semakin tua ini, di zaman yang semakin samar perbedaan antara benar dan salah, di zaman yang semakin diselimuti kegelapan ini, mari kita tuntun diri kita menuju cahaya, menuju jalan Allah dengan sungguh-sungguh berpegang teguh kepada Al-Qur'an dengan mempelajarinya, dari mulai membaca, mengkaji, dan mengamalkannya didalam kehidupan.
Jangan lupa di share
sumber : Saling sapa
»»  Baca Selengkapnya..

Sifa-sifat Bidadari surga

Sesungguhnya segala kenikmatan yang ada di surga tidak bisa dikhayalkan oleh benak kita.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ اللهُ : أَعْدَدَتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَر، وَاقْرَأُوا إِنْ شِئْتُمْ فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Dari Abu Huroiroh, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda :

“Allah telah berfirman : Aku telah menyiapkan bagi hamba-hambaku yang sholeh (di surga) kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata-mata, dan tidak pernah terdengar oleh telinga-telinga, dan tidak pernah terbetik dalam benak manusia”,

Jika kalian ingin maka silahkan bacalah (firman Allah) :

فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai Balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” (QS As-Sajdah : 17) (HR Al-Bukhari no 3072 dan Muslim no 7310)
Apa saja kenikmatan yang ada di surga tidak bisa dibayangkan oleh kita. Meskipun nama-nama kenikmatan-kenikmatan yang ada di surga kita ketahui sebagaimana kenikmatan-kenikmatan yang ada di dunia, akan tetapi hakekat keduanya berbeda. Yang sama hanyalah nama, adapun hakekat berbeda. Di surga ada anggur, delima, kurma dan buah-buah yang lain akan tetapi tidak sama hakekatnya dengan anggur, kurma, dan delima yang ada di bumi. Sebagaimana hakekatnya berbeda, demikian juga kelezatan yang dirasakan berbeda. Demikian juga benda-benda yang lain yang ada di surga, seperti emas, perak, mutiara, sungai, khomr, madu, istana, dan lain-lain, hakekatnya dan kelezatannya semua berbeda dengan apa yang ada di bumi.

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhumaa pernah berkata:

لَيْسَ فِى الْجَنَّةِ شَيْءٌ مِمَّا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ الأَسْمَاءَ

“Tidak ada sesuatupun yang ada di surga dari perkara-perkara yang ada di dunia kecuali hanya sekedar nama-nama” (Atsar ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 2188)

Demikian pula dengan wanita surga berbeda dengan wanita dunia, meskipun namanya sama-sama wanita akan tetapi hakekat diantara keduanya sangat jauh berbeda.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata tentang wanita surga :

وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلأَتْ مَا بَيْنَهُمَا رِيْحًا وَلَنَصِيْفُهَا - يَعْنِي الْخِمَارَ - خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Kalau seandainya seorang wanita surga muncul ke dunia maka dia akan menyinari antara bumi dan langit, dan akan memenuhi bau yang semerbak antara bumi dan langit, dan sungguh kerudungnya lebih baik daripada dunia dan seisinya” (HR Al-Bukhari no 6199)

Tentu jika kita membaca hadits ini maka kita tidak akan mampu untuk membayangkan tentang bidadari tersebut. Bidadari yang begitu bercahaya dan begitu harum.. bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan bahwasanya kerudung yang ada di atas kepala bidadari ternyata lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Padahal kita tahu bahwa di antara isi dunia adalah kecantikan-kecantika wanita dunia…akan tetapi ternyata kecantikan-kecantikan para wanita dunia masih kalah dengan kerudung bidadari. Maka bagaimana lagi dengan wajah bidadari…???

Dan jika kita menelaah hadits-hadits yang lain tentang sifat-sifat bidadari maka kita akan semakin yakin akan ketidakmampuan kita untuk membayangkan hakekat bidadari.

Bagaimana kita bisa membayangkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang bidadari berikut ini:

كَبِدُهَا مِرْآتُهُ وَكَبِدُهُ مِرْآتُهَا

“Hati sang bidadari merupakan cermin bagi sang lelaki dan hati sang lelaki juga menjadi cermin bagi sang bidadari”
.(Hadits ini di shahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih at-Targhiib wa at-Tarhiib 3/227 no 3591)

Demikian juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

يُرَى مُخُ سَاقِهَا مِنْ وَرَاءِ لَحْمِهَا مِنَ الْحُسْنِ

“Bidadari tersebut terlihat sum-sum tulang betisnya di belakang dagingnya karena indahnya” (HR Al-Bukhari no 3074 dan Muslim  no 7330)

Ali Al-Qoori berkata:

((مِنَ الْحُسْنِ)) أَيْ مِنْ أَجْلِ لَطَافَةِ خِلْقَتِهِنَّ، قَالَ الطِّيْبِي رَحِمَهُ اللهُ : هُوَ تَتْمِيْمٌ صَوْنًا مِنْ تَوَهُّمِ مَا يُتَصَوَّرُ مِنْ تِلْكَ الرُّؤْيَةِ مِمَّا يَنْفُرُ عَنْهُ الطَّبَعُ، وَالْحُسْنُ هُوَ الصَّفَاءُ وَرْقَّةُ الْبَشَرَةِ وَنُعُوْمَةُ الْأَعْضَاءِ

“Sabda Nabi ((Karena indahnya)) yaitu karena lembutnya dan halusnya tubuh para bidadari. At-Thiibi rahimahullah berkata : Sabda Nabi ini merupakan penyempurnaan untuk menjaga agar jangan sampai disalah pahami, disangka ini merupakan pandangan yang dirasa ngeri oleh tabi’at. Dan sabda Nabi ((keindahan)) yaitu bersih dan lembutnya kulit serta halusnya anggota-anggota tubuh” (Mirqootul Mafaatiih 16/226)

Tentang putihnya bidadari, Allah berfirman :

كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَكْنُونٌ (٤٩)

“Seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik”
(QS As-Shooffaat : 49)

Ibnu Abbas berkata اللُّؤْلُؤْ الْمَكْنُوْنُ ((yaitu mutiara-mutiara putih yang tersimpan)) (lihat Ad-Dur Al-Mantsuur 7/89)

Yang hal ini menunjukkan bagaimana sempurnanya putihnya para bidadari, karena putihnya  mereka adalah putih yang terjaga dari segala sentuhan. Ibarat mutiara-mutiara yang putih yang tersimpan kokoh dalam cangkangnya, terjaga dari segala sentuhan, terjaga dari sinar matahari, terjaga dari segala sesuatu yang bisa mencoreng murninya dan bersihnya warna putih tersebut. Demikian pula para bidadari, putih tubuh mereka sempurna.

Allah telah mengabungkan sifat putihnya bidadari dan juga bening dan bersihnya bidadari dalam firman

كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ (٥٨)

“Seakan-akan para bidadari itu permata yakut dan mutiara” (QS Ar-Rahman : 58).

Qotaadah dan Al-Hasan Al-Bashri rahimahumallahu berkata tentang ayat ini :

فِي صَفَاءِ الْيَاقُوْتِ وَبَيَاضِ اللُّؤْلُؤِ

“Para bidadari seperti permata dalam hal bening tubuh mereka dan seperti mutiara dalam putihnya” (Lihat Ad-Dur Al-Mantsuur 7/712)

Putih dan beningnya bidadari tersebut ternyata terlihat di balik 70 gaun indah yang dipakainya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

لِكُلِّ رَجُلٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ عَلَى كُلِّ زَوْجَةٍ سَبْعُوْنَ حُلَّةً يَبْدُو مُخُ سَاقِهَا مِنْ وَرَائِهَا

“Bagi setiap penghuni surga dua istri (dari bidadari), yang masing-masing bidadari tersebut memakai 70 gaun, nampak sum-sum betisnya di balik 70 gaun tersebut” (Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 1736)

Dalam hadits yang lain

إِنَّ الْمَرْأَةَ مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ لَيُرَى بَيَاضُ سَاقِهَا مِنْ وَرَاءِ سَبْعِيْنَ حُلَّةً

“Sesungguhnya seorang wanita surga sungguh terlihat putih betisnya di balik 70 gaun” (HR At-Thirmidzi no 2533 ini didho’ifkan oleh Syaikh Al-Albani)

Maka bagaimana kita bisa mengkhayalkan ini semua, bagaimana bisa beningnya tubuh bidadari (bahkan sum-sum tulang betisnya) bisa terlihat di balik 70 gaun…?? Seperti apakah putihnya kulit bidadari sehingga bisa terlihat di balik 70 gaun…??.

Tentunya akal kita tidak sampai untuk bisa mengkhayalkan ini semua…jangankan untuk mengkhayalkan bidadari…bahkan untuk mengkhayalkan kerudungnya saja (yang dikatakan oleh Nabi bahwa kerudung bidadari lebih baik dari dunia dan seisinya) kita tidak mampu…untuk mengkhayal gaun yang dipakai bidadari bagaimana modelnya dan dari apa bahannya kita tidak mampu…, maka bagaimana lagi dengan bidadari itu sendiri??!!.

Bayangkan jika anda adalah sang penghuni surga…, lantas anda bertemu dengan sang bidadari… lantas andapun melepaskan 70 gaun sang bidadari tersebut satu persatu… sementara bening dan putihnya betis bidadari sudah terlihat…, bagaimana anda tidak bersemangat untuk melepaskan gaun-gaun indah tersebut..??!!

Selain itu kemampuan kita untuk mengkhayal terbatas… kemampuan kita mengkhayal adalah didukung oleh penangkapan panca indra kita, kita hanya bisa menganalogikan khayalan kita dengan apa yang pernah kita tangkap dengan panca indra kita. Karenanya kita hanya bisa mampu menghayal wanita tercantik yang pernah kita lihat di dunia ini, lebih dari itu maka otak kita tidak mampu. Sebagaimana jika kita memaksakan diri kita untuk menghayalkan bagaimana tampannya Nabi Yusuf ‘alaihi salam yang menjadikan para wanita mengiris-ngiris tangan-tangan mereka dengan tidak sadar karena takjub dengan ketampanan beliau ‘alaihi salam, maka kita tidak akan mampu menghayalkan ketampanan beliau. Kita hanya bisa mengkhayalkan lelaki tertampan yang pernah kita lihat di dunia ini.

Karenanya sifat-sifat bidadari yang akan dijelaskan dalam tulisan ini hanyalah sebagai penggambaran akan cantik dan moleknya para bidadari, akan tetapi hakekat yang sebenarnya tidak akan bisa kita khayalkan…kita hanya bisa mengetahui hekekat para bidadari yang sebenarnya jika kita melihat langsung bidadari-bidadari tersebut… Yaa Allah mudahkanlah kami untuk melihat mereka dan mendekap mereka…aaamiiin… yaa Allah ampunilah dosa-dosa kami, pandangan kami yang tidak kami jaga…, janganlah Engkau menjadikan dosa-dosa kami sebagai penghalang kami untuk mengecup bibir para bidadari…(bersambung pada topik selanjutnya : Sya’ir Ibnu Qoyyim tentang sifat-sifat bidadari)
sumber : firanda

»»  Baca Selengkapnya..

Istri Sholehah... (wajib di baca)

Seorang istri menceritakan kisah suaminya pada tahun 1415 H, ia berkata :

Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah, semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Ia menikahiku pada tahun 1390 H. Aku tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-keluarga Arab Saudi. Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Aku bersyukur dan memuji Allah yang telah menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun dikaruniai seorang putri setelah setahun pernikahan kami.

Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah timur Arab Saudi. Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (di tempat kerjanya) dan pulang tinggal bersama kami seminggu. Hingga akhirnya setelah 3 tahun, dan putriku telah berusia 4 tahun… Pada suatu hari yaitu tanggal 9 Ramadhan tahun 1395 H tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju rumah kami di Riyadh ia mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik. Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter spesialis mengabarkan kepada kami bahwasanya ia mengalami kelumpuhan otak. 95 persen organ otaknya telah rusak. Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi kedua orang tuanya lanjut usia. Dan semakin menambah kesedihanku adalah pertanyaan putri kami (Asmaa') tentang ayahnya yang sangat ia rindukan kedatangannya. Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…
Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada perubahan sama sekali. Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai darinya melalui pengadilan, karena suamiku telah mati otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya. Yang berfatwa demikian sebagian syaikh -aku tidak ingat lagi nama mereka- yaitu bolehnya aku cerai dari suamiku jika memang benar otaknya telah mati. Akan tetapi aku menolaknya, benar-benar aku menolak anjuran tersebut.

Aku tidak akan cerai darinya selama ia masih ada di atas muka bumi ini. Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat yang lain atau mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku hingga Allah melakukan apa yang Allah kehendaki.

Akupun memfokuskan konsentrasiku untuk mentarbiyah putri kecilku. Aku memasukannya ke sekolah tahfiz al-Quran hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur'an padahal umurnya kurang dari 10 tahun. Dan aku telah mengabarkannya tentang kondisi ayahnya yang sesungguhnya. Putriku terkadang menangis tatkala mengingat ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu.

Putriku adalah seorang yang taat beragama, ia senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat di penghujung malam padahal sejak umurnya belum 7 tahun. Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq kepadaku dalam mentarbiyah putriku, demikian juga neneknya yang sangat sayang dan dekat dengannya, demikian juga kakeknya rahimahullah.

Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk ayahnya, ia meruqyah ayahnya, dan juga bersedekah untuk kesembuhan ayahnya.
Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku berkata kepadaku : Ummi biarkanlah aku malam ini tidur bersama ayahku...
Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya akupun mengizinkannya.

Putriku bercerita :

Aku duduk di samping ayah, aku membaca surat Al-Baqoroh hingga selesai. Lalu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur. Aku mendapati seakan-akan ada ketenangan dalam hatiku, akupun bangun dari tidurku lalu aku berwudhu dan sholat –sesuai yang Allah tetapkan untukku-.

Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa kantuk, sedangkan aku masih di tempat sholatku. Seakan-akan ada seseorang yang berkata kepadaku, "Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur sementara Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??, bagaimana engkau tidur sementara ini adalah waktu dikabulkannya doa, Allah tidak akan menolak doa seorang hamba di waktu ini??"

Akupun bangun…seakan-akan aku mengingat sesuatu yang terlupakan…lalu akupun mengangkat kedua tanganku (untuk berdoa), dan aku memandangi ayahku –sementara kedua mataku berlinang air mata-. Aku berkata dalam do'aku, "Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)…Yaa 'Adziim (Yang Maha Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…, Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa Mut'aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa Rohiim (Yang Maha Penyayang)…, ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…

Ya Allah…, sesungguhnya ia berada dibawah kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim…sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya…

Ya Allah…sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh…Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…"

Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun tertidur sebelum subuh.

Tiba-tiba ada suara lirih menyeru.., "Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di sini?". Akupun bangun karena suara tersebut, lalu aku menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku tidak melihat seorangpun. Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata yang bersuara tersebut adalah ayahku…

Maka akupun tak kuasa menahan diriku, lalu akupun bangun dan memeluknya karena gembira dan bahagia…, sementara ayahku berusaha menjauhkan aku darinya dan beristighfar. Ia barkata, "Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada Allah….), engkau tidak halal bagiku…!". Maka aku berkata kepadanya, "Aku ini putrimu Asmaa'". Maka ayahkupun terdiam. Lalu akupun keluar untuk segera mengabarkan para dokter. Merekapun segera datang, tatkala mereka melihat apa yang terjadi merekapun keheranan.

Salah seorang dokter Amerika berkata –dengan bahasa Arab yang tidak fasih- : "Subhaanallahu…". Dokter yang lain dari Mesir berkata, "Maha suci Allah Yang telah menghidupkan kembali tulang belulang yang telah kering…". Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang telah terjadi, hingga akhirnya kami mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…dan berkata, اللهُ خُيْرًا حًافِظًا وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ Sungguh Allah adalah Penjaga Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi orang-orang sholeh…, demi Allah tidak ada yang kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan aku berniat untuk berhenti melaksanakan sholat dhuha, aku tidak tahu apakah aku jadi mengerjakan sholat duha atau tidak..??

          Sang istri berkata : Maka suamiku Abu Asmaa' akhirnya kembali lagi bagi kami sebagaimana biasnya yang aku mengenalinya, sementara usianya hampir 46 tahun. Lalu setelah itu kamipun dianugerahi seorang putra, Alhamdulillah sekarang umurnya sudah mulai masuk tahun kedua. Maha suci Allah Yang telah mengembalikan suamiku setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga putrinya…, Yang telah memberi taufiq kepadaku dan menganugerahkan keikhlasan bagiku hingga bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku…meskipun ia dalam keadaan koma…

Maka janganlah sekali-kali kalian meninggalkan do'a…, sesungguhnya tidak ada yang menolak qodoo' kecuali do'a…barang siapa yang menjaga syari'at Allah maka Allah akan menjaganya.

Jangan lupa juga untuk berbakti kepada kedua orang tua… dan hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan Allah lah pengaturan segala sesuatu…di tanganNya lah segala taqdir, tidak ada seorangpun selainNya yang ikut mengatur…

Ini adalah kisahku sebagai 'ibroh (pelajaran), semoga Allah menjadikan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang yang merasa bahwa seluruh jalan telah tertutup, dan penderitaan telah menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-pintu keselamatan telah tertutup…

Maka ketuklah pintu langit dengan do'a, dan yakinlah dengan pengabulan Allah….
Demikianlah….Alhamdulillahi Robbil 'Aaalamiin (SELESAI…)

          Janganlah pernah putus asa…jika Tuhanmu adalah Allah…
          Cukup ketuklah pintunya dengan doamu yang tulus…
          Hiaslah do'amu dengan berhusnudzon kepada Allah Yang Maha Suci
          Lalu yakinlah dengan pertolongan yang dekat dariNya…
yang Punya banyak rezeki
bantu dana dengan donasi pulsa ke 088218525689 (Smartfren)
(sumber : http://www.firanda.com
/)
»»  Baca Selengkapnya..

Tanpa Bahasa by Afgan



  • Kau meminta padaku sepenggal kata
    Namun aku berikan cerita
    Ku meminta padamu seberkas cahaya
    Namun engkau berikan kegelapan

    Hanya kenangan yang tersisa
    Hanyut dalam sepenggal kisah
    Hingga kerapuhan terasa
    Kerinduan memaksa
    Tiada sekejap ku terdiam
    Tiada sempat ku merasakan
    Ku menanti namun engkau menghilang
    Tanpa bahasa

    kau sellau mengira ku tak merindumu
    Namun aku slalu disisimu
    Ku slalu mengira kau mengharapkanku
    Namun engkau tak pernah rindukanku

    Slama ku bisa
    Ku kan coba melupakanmu
»»  Baca Selengkapnya..

Kamis, 23 Januari 2014

Hukum dalam Islam Percaya Terhadap Ramalan Bintang

bahwa ilmu perbintangan sudah dikenal sejak dahulu dan orang-orang Arab dahulu biasa menentukan waktu berdasarkan kemunculan bintang karena mereka tidak mengenal perhitungan sehingga mereka menghafal waktu-waktu didalam setahun berdasarkan bintang-bintang yang ingin tenggelam.
Para ulama syariah membagi ilmu perbintangan ini menjadi dua bagian :
1. Ilmu perbintangan untuk perhitungan, yaitu menentukan awal bulan-bulan dengan menghitung perjalanan bintang. Berdasarkan perhitungan seperti ini maka mereka bisa mengetahui waktu-waktu, zaman-zaman, musim, arah kiblat dan sebagainya. Ilmu perbintangan seperti ini merupakan salah satu cabang dari ilmu falak. Dan seringkali kebanyakan orang menamakan ilmu falak dengan ilmu perbintangan meski di sana terdapat perbedaan yang jauh antara orang-orang ahli perbintangan dengan orang-orang ahli falak dan antara ilmu perbintangan dengan ilmu falak.
Ahli nujum adalah orang yang menganggap bahwa dirinya mengetahui nasib manusia, masa depan mereka, akhir kehidupan mereka berdasarkan posisi bintang-bintang ketika muncul. Orang itu melihat kepada bintang-bintang dan menghitung waktu terbit dan tenggelamnya dan perjalanannya lalu dari situ dia memperkirakan keadaan manusia maupun alam ini. Praktek ilmu perbintangan seperti ini kemudian dikenal dengan astrologi.
Astrologi adalah praktek menggabungkan antara posisi bintang-bintang serta pergerakannya dengan prilaku, perbuatan, akhir manusia dan si ahli nujum dengan bintang-bintang itu mengumumkan bahwa bintang-bintang tersebut memberikan pengaruh kepada suatu kehidupan maupun kematian manusia. Terhadap hal ini banyak para ulama atau ilmuwan termasuk para ahli ilmu falak dan fuqaha menentang praktek astrologi dan ramalan-ramalan seperti ini…” (Ceramah dengan judul “Ilmu Falak dan Penentuan Awal Bulan Qomariyah”, DR. Yusuf Marwah.
As Syeikh Ibnu Ruslan mengatakan,”Adapun ilmu perbintangan yang digunakan untuk mengetahui waktu pergeseran arah kiblat, berapa yang lenyap dan berapa yang tersisa maka tidaklah termasuk yang dilarang.” (Nailul Author juz VII hal 206)
2. Mengaitkan berbagai kejadian di bumi dengan keadaan benda-benda angkasa serta menganggap bahwa susunan benda-benda angkasa mempunyai pengaruh terhadap berbagai kejadian yang terjadi di bumi, inilah yang dimaksud dengan astrologi.
Astrologi diharamkan dan dilarang oleh syariat karena sesungguhnya para astrolog ini menganggap adanya hubungan antara kejadian-kejadian yang terjadi pada manusia dengan pergerakan bintang-bintang dan menganggap bahwa ia memiliki pengaruh terhadap kejadian-kejadian itu.
Para ulama islam telah bersepakat tentang pengharaman ilmu nujum (astrologi) dalam makna yang seperti ini. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,”Perbuatan astrologi yang mengandung hukum-hukum, pengaruh-pengaruh yaitu menggunakan keadaan benda-benda langit serta memadukan antara kekuatan benda-benda langit dan kejadian-kejadian di bumi adalah perbuatan yang diharamkan berdasarkan al Qur’an, sunnah maupun ijma umat bahkan ia diharamkan pula melalui lisan para rasul di setiap agama.”
Asy Syeikh Ibnu Ruslan didalam “Syarh as Sunan” mengatakan,”Yang dilarang adalah apa yang dianggap oleh para astrolog bahwa mereka mengetahui berbagai kejadian yang belum terjadi dan yang akan terjadi di masa yang akan datang serta mengira bahwa mereka dapat mengetahui itu semua melalui perjalanan bintang-bintang di tempat edarnya, penyatuan maupun perpisahan diantara bintang-bintang padahal itu merupakan monopoli Allah dengan ilmu-Nya.” (Nailul Author juz VII hal 206)
Asy Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan,”Astrologi termasuk jenis sihir dan perdukunan yang diharamkan karena dibangun diatas khayalan yang tidak realistis. Maka tidaklah ada hubungan antara kejadian-kejadian di bumi dengan apa yang terjadi di langit. Dan keyakinan orang-orang jahiliyah adalah bahwa matahari dan bulan tidaklah bersatu (gerhana) kecuali karena adanya kematian seseorang.
Pernah terjadi gerhana matahari di masa Nabi saw di hari kematian putranya, Ibrahim, dan orang-orang saat itu mengatakan,”Gerhana mataha ini terjadi karena kematian Ibrahim.” Maka Nabi saw pun berkhutbah saat shalat gerhana dan bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah swt, dan tidaklah terjadi gerhana dikarenakan kematian atau kehidupan seseorang.”
Artinya Nabi saw membantah keterkaitan berbagai kejadian di bumi dengan keadaan benda-benda langit sebagaimana bahwa lmu nujum dengan makna seperti ini (astrologi) adalah bagian dari sihir dan perdukunan. Ia juga menjadi sebab terhadap berbagai khayalan dan kebimbangan jiwa yang tidak realistis dan tidak memiliki dasar dan menjatuhkan manusia kedalam berbagai khayalan, pesimistis serta kebimbangan yang tiada berujung.” (Fatawa al Aqidah hal 336)
Dalil-dalil diharamkannya astrologi ini demikian banyak diantaranya :
1. Dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mempelajari sebagian dari ilmu nujum, maka sesungguhnya ia telah mempelajari cabang dari ilmu sihir, semakin bertambah (ilmunya) semakin bertambah pula (dosanya), semakin bertambah (ilmunya) semakin bertambah pula (dosanya).” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah. Hadits ini dishahihkan oleh al Albani)
Asy Syaukani mengatakan bahwa makna “semakin bertambah dan semakin bertambah” adalah bertambah ilmu nujum sebagaimana bertambah sihirnya maksudnya adalah apabila bertambah ilmu nujumnya maka seakan-akan bertambah pula sihirnya. Telah diketahui bahwa pada dasarnya ilmu sihir adalah haram dan menambah ilmu sihir ini lebih haram lagi sebagaimana menambah ilmu nujum.” (Nailul Author juz VII hal 207)
2. Didalam riwayat lain dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw bersabda,”Barangsiapa mempelajari satu bab dari ilmu nujum untuk hal-hal yang tidak disebutkan Allah swt maka ia telah mempelajari satu cabang dari sihir. Ahli nujum adalah dukun dan dukun adalah penyihir dan penyihir adalah kafir.” (HR. Rozin didalam musnadnya. Lihat Misykaat al Mashobiih juz II hal 1296)
3. Dari Abi Mihjan bahwa Nabi saw bersabda,”Yang aku khawatirkan dari umatku sepeninggalku adalah tiga : kesewenang-wenangan umatku, mengimani (meyakini) ilmu nujum dan mendustakan takdir.” (HR. Ibnu Asyakir dan Ibnu Abdil Barr di kitab “Jami’ Bayan al Ilmi” dan dishahihkan oleh al Albani didalam “Shahih al Jami’” juz I hal 103)
4. Dari Abu Hurairoh dari Nabi saw bersabda,”Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu dia bertanya kepadanya tentang sesuatu maka tidak diterima shalat darinya selama 40 hari.”
5. Dari Abu Hurairoh berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa mendatangi seorang peramal atau dukun lalu dia membenarkan perkataannya maka sungguh dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ashabus Sunan. Hadits ini shahih sebagaimana dikatakan al Albani didalam “Shahih at Targhib wa at Tarhib” juz III hal 172) Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,”Peramal mencakup dukun, ahli nujum dan sejenisnya termasuk orang-orang yang menganggap dirinya mengetahui perkara-perkara dengan cara-cara demikian.” (Majmu al Fatawa juz XXXV hal 173)
Memperhatikan dua hadits terakhir diatas bahwa sebatas mendatangi seorang dukun dan bertanya sesuatu kepadanya sudah menjadikan seorang muslim mendapatkan sangsi dengan tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari. Dan apabila dia membenarkan perkataannya maka dirinya telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad. Hal itu dikarenakan apa yang diturunkan kepada Muhammad adalah firman Allah swt :
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
Artinya : “Katakanlah: “tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An Naml : 65)
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا ﴿٢٦﴾
إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا ﴿٢٧﴾
Artinya : “(dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (QS. Al Jin : 26 – 27)
Dan dari Anas bahwa Nabi saw bersabda,”Yang aku khawatirkan dari umatku sepeninggalku adalah d
ua hal : mendustakan takdir dan membenarkan (ilmu) nujum.” (HR. Abu Ya’la, Ibnu Adi dan al Khatib. Hadits ini dishahihkan oleh al Albani) –(www.islamonline.net)
Ringkasnya bahwa ilmu ramalan dengan menggunakan bintang untuk mengetahui nasib seseorang, seperti : jodoh, rezeki, kehidupan atau kematiannya termasuk bentuk kemusyrikan yang dilarang agama.
Dan dilarang pula bagi seorang muslim yang telah bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah mendatangi peramal yang menggunakan perbintangan ini dan jika dirinya tidak mempercayai perkataannya maka shalatnya selama empat puluh hari tidaklah diterima Allah dan jika dia membenakannya maka dirinya telah dianggap kufur terhadap al Qur’an yang telah diturunkan Allah swt kepada Rasulul-Nya Muhammad saw.
Wallahu A’lam
 yang Punya banyak rezeki
bantu dana dengan donasi pulsa ke 088218525689 (Smartfren)
sumber : Eramuslim
»»  Baca Selengkapnya..
Assalamualaikum, Selamat Datang di blog ini