
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya Allah Maha indah dan mencintai keindahan” (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ûd radhiyallahu’anhu).
Namun, amat disayangkan, kerap perhatian kita terhadap kebersihan
luar tidak sebanding dengan perhatian kita terhadap kebersihan dalam.
Alias kita lebih memperhatikan penampilan lahiriah dibanding penampilan
batin. Padahal dampak buruk kotornya hati, jauh lebih berbahaya
dibanding dampak kotornya baju. Sebab akan terasa hingga di akhirat.
Perlu diketahui, bahwa sebagaimana noda di atas baju jika dibiarkan
akan membandel. Begitu pula halnya saat noda dalam hati tidak segera
dibersihkan. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan,
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي
قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ
سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ،
وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى
قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
“Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan
di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu,
beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia
kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah
hingga menghitamkan semua hatinya. Itulah penutup yang difirmankan
Allah, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka
lakukan itu telah menutup hati mereka” (QS. Al-Muthaffifin: 4). (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi).
Bukanlah aib manakala seorang hamba terjerumus kepada perbuatan dosa,
sebab tidak mungkin manusia biasa suci dari dosa. Namun aib itu
bilamana setelah terjerumus kepada perbuatan dosa, seorang insan tidak
segera memperbaikinya, malah justru ia semakin tenggelam dalam kubangan
dosa. Nabiyullah shallallahu’alaihi wasallam menasehatkan,
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُ كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
“Bertakwalah kepada Allah kapanpun dan di manapun engkau
berada. Serta iringilah perbuatan buruk dengan kebajikan supaya ia bisa
menghapuskannya” (HR. Tirmidzy dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinyatakan sahih oleh Al-Hakim).
Mari kita berusaha untuk terus menerus menjaga kebersihan hati kita.
Tidak hanya sekedar memperhatikan kebersihan pakaian luar kita!
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا
“Ya Allah karuniakan ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya”. (HR. Muslim dari Zaid bin Arqam radhiyallahu’anhu)
sumber : Muslim.or.id
Anda sedang membaca artikel tentang Noda Di Hati, Yang Membandel dan anda bisa menemukan artikel Noda Di Hati, Yang Membandel ini dengan url http://maulana0588.blogspot.com/2014/01/noda-di-hati-yang-membandel.html.. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Noda Di Hati, Yang Membandel ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar