
Untuk menjawab persoalan ini, pertama-tama setiap muslim haruslah memiliki prinsip beragama dengan baik dan benar. Setiap
kegiatan haruslah merujuk kepada tuntutan agama yang bersumber dari
Allah SWT dan Muhamad SAW, bukan berdasarkan rujukan lain misalnya
budaya orang kafir.
Islam mengajarkan, bagi mereka yang bertaqwa yang selalu ingat akan kematian, dilarang keras ber-TASABUH,
yakni larangan menyerupai budaya orang kafir, apalagi budaya yang
terkait dengan ajaran agamanya. Perayaan tahun baru masehi 1 Januari dan Natal
adalah satu paket ibadahnya orang nasrani di gereja. Sehingga
berdasarkan hal ini, tidaklah bisa diterima secara syar’i, jika sebagian
umat islam bersikap lunak membolehkan dirinya merayakan acara
tahunan ini. Karena acara ini adalah ibadahnya murni orang kafir.
Banyak alasan seseorang merayakan tahun baru masehi ini, misalnya
karena tahun universal, mengikuti trend, dan lain sebagainya.
Namun, seorang muslim haruslah peka / berhati-hati karena ini adalah
salah satu trik orang kafir untuk me-murtadkan dan
menyesatkan. Tujuannya, seorang muslim memandang perkara dosa tidak
dianggap dosa karena sudah terbiasa. Ia menjadi lalai dan tidak memiliki
pegangan kuat terhadap agamanya.
Kondisi ini sudah disinyalir dalam QS Ali Imran 69;
“Segolongan ahli Kitab ingin menyesatkan kamu. Padahal
(sesungguhnya) mereka tidak menyesatkan melainkan diri mereka sendiri,
tetapi mereka tidak menyadarinya”
Banyaknya umat islam yang merayakan tahun baru ini memang sungguh
ironis, dan sudah diprediksikan nabi untuk menyatakan kondisi umat di
akhir zaman.
“Kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal
demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke
lubang biawak pun kamu ikut memasukinya. Para sahabat bertanya :
“Siapa mereka yang baginda maksudkan itu, ya Rasulullah ?” Beliau
menjawab : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani” (HR. Bukhari)
Harus disadari, bahwasanya Yahudi dan Nasrani adalah pelopor budaya /
peradaban zaman sekarang melalui propaganda media yang dikuasainya.
Sehingga seseorang menganggap dirinya tidak modern jika tidak
mengikuti budaya meraka. Alhasil, betapa ironsinya orang islam
berduyun-duyun memeriahkan perayaan tahun baru, sementara event itu
sendiri adalah perayaan ibadahnya orang nasroni.
Waktu bagi setiap muslim, janganlah disia-siakan. Hidup tidak bisa
diulang. Umur yang dikaruniakan akan diminta pertanggungjawaban saat
berhadapan dengan Alloh SWT kelak. Setiap orang akan dengan mudah dibuka
file catatan amalnya. Jangan sampai umur kita habis tidak
dalam ketaataan. Namun sebaliknya, dihabiskan dengan berpoya-poya dan
bersenang-senang. Apalagi membuang waktu dengan kegiatan mudharat dan
dosa, salah satunya ikut memeriahkan ibadah agama lain.
dikutip dari nasehatislam
Anda sedang membaca artikel tentang Bolehkan Umat Islam Merayakan Tahun Baru Masehi? dan anda bisa menemukan artikel Bolehkan Umat Islam Merayakan Tahun Baru Masehi? ini dengan url http://maulana0588.blogspot.com/2013/01/bolehkan-umat-islam-merayakan-tahun.html.. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Bolehkan Umat Islam Merayakan Tahun Baru Masehi? ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar