Bulan Februari
identik dengan valentine dan warna pink. Sejauh mata memandang terlihat
berbagai jenis pernak-pernik berwarna pink menghiasi di Mall, Supermarket, Pasar. Kado lucu-lucu dan berbagai macam aksesoris valentine
lainnya. Di hari Valentine (VD), remaja saling bertukar bingkisan
valentine: boneka bertuliskan ‘I Love You’, kartu ucapan berbentuk hati
bergambar cupid, bunga mawar, coklat sampai berlian, ciuman massal, love
lottre, pesta bak resepsi perpisahan, dan berbagai macam kado valentine
lainnya yang biasanya sengaja dibuat sendiri untuk memberi kesan lebih
spesial.
Bahkan tidak jarang momen VD ini digunakan untuk mengutarakan perasaan kepada gebetannya (orang yang disukai) dengan tujuan agar hari jadi mereka memiliki tanggal yang bagus dan menjadi semakin istimewa. Semua itu dilakukan dalam rangka meramaikan suasana VD setiap tahunnya, bahkan dikalangan remaja muslim sekalipun. Seperti dilakukan oleh beberapa santri salah satu pondok pesantren di Jogjakarta yang menangguk untung dengan menjual coklat valentine.
Sampai saat ini masih banyak remaja muslim yang salah kaprah ikut-ikutan merayakan VD. Mereka tidak mengetahui pasti sejarah VD itu sendiri. Lantas bagaimana sebenarnya ungkapan kasih sayang menurut Islam?
Sejarah Valentine Day yang Tidak Jelas
Asosiasi pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak jaman dahulu kala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamellion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di Romawi kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Dalam ritual penyucian, para pendeta Lupercus menyembahkan korban kambing kepada sang dewa. Kemudian setelah minum anggur, mereka berlari di jalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.
Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christian Observe it?” mengatakan bahwa kata “Valentine” adalah berasal dari kata Latin yang memiliki arti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa” Yang ditujukan kepada Tuhan orang Romawi yaitu Nimrod dan Lupercus. Icon si “Cupid (bayi bersayap dengan anak panah)” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari. Disebut Tuhan cinta karena ia rupawan, sehingga diburu wanita. Bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu yaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia St. Valentine, yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa menunjuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda : seorang pastur di Roma, seorang Uskup Interamna (modern terni) dan seorang martir di provinsi Romawi, Africa. Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Paus Gelasius 1 (496 H) menetapkan 14 februari sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus untuk mengungguli hari raya Lupercalia.
Sisa-sisa kerangka Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus, ditaruh di dalam sebuah peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969.
14 Februari 1942 adalah hari jatuhnya Kerajaan Islam Spanyol. St Valentino mengumumkan hari tersebut sebagai hari ‘kasih sayang’ karena menurutnya islam adalah zalim. Jadi tumbangnya Kerajaan Islam Spanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Astagfirulloh.....
Walhasil, semangat valentine ini tidak lain adalah semangat maksiyat Muslim leyang bertabur dengan simbol-simbol syirik. VD hanyalah acara ritual kafir yang dapat merusak akidah muslim sekaligus menyebarluaskan gaya hidup barat yang merusak, yaitu pergaulan bebas dengan kemasan percintaan, perjodohan dan kasih sayang.
Allah berfirman: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnyan pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (Surah Al-Isra:36)
Hadis Rasulullah saw: ”Barangsiapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Allah berfiman : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’:32)
sumber : alislamu
Bahkan tidak jarang momen VD ini digunakan untuk mengutarakan perasaan kepada gebetannya (orang yang disukai) dengan tujuan agar hari jadi mereka memiliki tanggal yang bagus dan menjadi semakin istimewa. Semua itu dilakukan dalam rangka meramaikan suasana VD setiap tahunnya, bahkan dikalangan remaja muslim sekalipun. Seperti dilakukan oleh beberapa santri salah satu pondok pesantren di Jogjakarta yang menangguk untung dengan menjual coklat valentine.
Sampai saat ini masih banyak remaja muslim yang salah kaprah ikut-ikutan merayakan VD. Mereka tidak mengetahui pasti sejarah VD itu sendiri. Lantas bagaimana sebenarnya ungkapan kasih sayang menurut Islam?
Sejarah Valentine Day yang Tidak Jelas
Asosiasi pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak jaman dahulu kala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamellion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di Romawi kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Dalam ritual penyucian, para pendeta Lupercus menyembahkan korban kambing kepada sang dewa. Kemudian setelah minum anggur, mereka berlari di jalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.
Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christian Observe it?” mengatakan bahwa kata “Valentine” adalah berasal dari kata Latin yang memiliki arti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa” Yang ditujukan kepada Tuhan orang Romawi yaitu Nimrod dan Lupercus. Icon si “Cupid (bayi bersayap dengan anak panah)” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari. Disebut Tuhan cinta karena ia rupawan, sehingga diburu wanita. Bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu yaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia St. Valentine, yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa menunjuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda : seorang pastur di Roma, seorang Uskup Interamna (modern terni) dan seorang martir di provinsi Romawi, Africa. Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Paus Gelasius 1 (496 H) menetapkan 14 februari sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus untuk mengungguli hari raya Lupercalia.
Sisa-sisa kerangka Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus, ditaruh di dalam sebuah peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969.
14 Februari 1942 adalah hari jatuhnya Kerajaan Islam Spanyol. St Valentino mengumumkan hari tersebut sebagai hari ‘kasih sayang’ karena menurutnya islam adalah zalim. Jadi tumbangnya Kerajaan Islam Spanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Astagfirulloh.....
Walhasil, semangat valentine ini tidak lain adalah semangat maksiyat Muslim leyang bertabur dengan simbol-simbol syirik. VD hanyalah acara ritual kafir yang dapat merusak akidah muslim sekaligus menyebarluaskan gaya hidup barat yang merusak, yaitu pergaulan bebas dengan kemasan percintaan, perjodohan dan kasih sayang.
Allah berfirman: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnyan pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (Surah Al-Isra:36)
Hadis Rasulullah saw: ”Barangsiapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Allah berfiman : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’:32)
sumber : alislamu
Anda sedang membaca artikel tentang Umat Islam Say to No Valentine's Day dan anda bisa menemukan artikel Umat Islam Say to No Valentine's Day ini dengan url http://maulana0588.blogspot.com/2013/01/umat-islam-say-to-no-valentines-day.html.. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Umat Islam Say to No Valentine's Day ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar